Setelah Rohs pergi untuk menemui
temannya, Beka yang kelaparan masuk kembali ke pondok milik paman Togan. Tentu
saja dia bermaksud mencari sesuatu untuk dimakan. Dia memperhatikan segala
detil yang ada di sana. Sekilas tidak nampak banyak perbedaan antara suasana
rumah di bumi dan disana. Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya, bila
dilihat dengan seksama ampir setiap perabotan disana memiliki hiasan batu yang
berwarna biru dan yang aneh adalah dia sama sekali tak menemukan alat makan
atau piring dan lainnya. Lalu Beka pun mencari paman tua itu untuk bertanya.
“ Paman!! Paman!!... Dimana kau?
Hei, apa kau mendengarku?” teriak Beka mencari paman Togan. “ Dimana paman tua
itu, aneh sekali padahal tadi dia kan ada di rumah.” Gumamnya sendiri sambil duduk
di ranjang tempat dia pingsan tadi. Lalu tiba - tiba secara ajaib paman Togan
muncul di hadapannya melewati sebuah dinding aneh, bukan itu lebih mirip kaca
yang bergelombang seperti air. “ WOOAHHH… Paman? Darimana kau muncul? Apa kau
penyihir?” Tanya Beka yang kaget melihat paman tua itu muncul secara tiba – tiba
di hadapannya.
“ Hahaha…dasar bodoh, penyihir
hanya ada di dunia khayalan, dunia nyata tak menerima hal itu. Yang barusan itu
murni sains nak. Mungkin dimatamu yang bukan berasal dari Altovart ini akan
menganggap sains dan sihir adalah hal yang sama disini.” Jelas paman Togan. Beka yang masih tak
percaya dengan apa yang barusan dilihatnya pun bertanya “ Lalu sains macam apa
yang bisa menjelaskan hal itu? Maaf paman tapi itu masih terlalu aneh buat ku.”
Tanya nya.
“Hei hei, bukankah kau sudah
pernah melihat dinding itu sebelumnya?” Tanya paman Togan. “ maksudnya?” Tanya Beka
kembali. “ Seharusnya kau datang ke tanah Altovart ini pun melewati dinding
tersebut.” Jawab paman Togan. “Eee.. Jadi itu yang yang disebut lipatan
dimensi. Paman, bisakah kau menjelaskan lebih detil lagi kepadaku mengenai
lipatan dimensi itu? Jujur aku masih belum terlalu mengerti.” Pinta Beka.
“Baiklah aku akan membuat nya
mudah untuk anak bodoh sepertimu. Coba bayangkan sebuah kertas yang panjang.
Sekarang gambarlah sebuah titik di masing masing ujungnya. Diantara kedua titik
tersebut pasti ada ruang kosong. Pertanyaannya adalah, lewat mana jarak
terdekat untuk mencapai satu titik ke titik yang lain?” Tanya paman Togan. Beka
pun berpikir “Ehmm…itu mudah, tinggal buat saja garis lurus dari titik satu ke
titik lainnya itu jarak terdekatnya. Benar kan?”
“Hahaha itulah kenapa aku
menyebutmu bodoh. Apa kau lupa bahwa itu kertas? Jika kau melipatnya dan
menyatukan kedua ujungnya, bukankah itu menjadikan kedua titik tersebut
menempel satu sama lain? Prinsinya adalah sama, kau pernah mendengar penyusun
terkecil suatu benda adalah titik titik yang amat kecil. Tapi ada teori lain
yang mengatakan bahwa penyusun terkecil suatu benda adalah dawai atau string.
Di dunia mu mereka menyebutnya teori string. Begitulah cara kerja lipatan
dimensi, yaitu dengan melipat string untuk menciptakan jalan pintas antar
dimensi. Apa kau sudah mengerti sekarang?” jelas paman Togan.
Mendengar penjelasan tadi Beka tampak puas “Ohh… aku mengerti sekarang.
Tapi apakah orang di Altovart ini begitu mudah untuk menciptakan lipatan
seperti itu? Di Bumi kami bahkan tidak menenal hal seperti itu tapi kalian
sangat bebas menggunakannya disini.” Tanya Beka yang menemukan keheranan baru.
Paman Togan pun sejenak terdiam memikirkan hal itu, lalu dia pun menyadari
suatu keanehan. Keanehan itu mengarahkan perhatiannya pada kedatangan Beka
secara misterius di Altovart. Yang bahkan manusia bumi tidak ada yang tau
bagaimana cara menciptakan lipatan. “Apa anak ini benar berasal dari bumi? Atau
jangan – jangan ada yang anak ini sembunyikan?” pikir paman Togan.
Nantikan kelanjutannya
di Chapter selanjutnya, Bersambung…..